
Bondowoso, Media Al-Ishlah – Selasa, (10/06/25) Setelah mengikuti sesi pertama dengan penjelasan mengenai rabbatul bait (ratu rumah tangga), kegiatan penataran pengabdian selanjutnya, dilaksanakan di Masjid Kembar Putra yang dihadiri oleh santriwan dan santriwati kelas Akhir KMI dengan pemateri Ustadz Drs. Danok Sujiatno.

Pada sesi kedua ini, pemateri menyampaikan mengenai pengertian dakwah secara menyeluruh. Mulanya, ia membacakan surah Al-Baqarah ayat 159, yang merupakan salah satu landasan utama untuk terus berdakwah.
Ia menyampaikan bahwa persepsi setiap orang mengenai suatu objek itu berbeda-beda, tergantung siapa yang menafsirkannya. Begitu pula persepsi orang pada dakwah, setiap orang memiliki sudut pandang tersendiri mengenai dakwah. Sudut pandang ini sangatlah penting, karena ia sangat menentukan tindakan seseorang, yang pada akhirnya dari situlah munculnya banyak perbedaan.
Baca Juga: Festival Idul Adha 2025: Wadah Memperkuat Ketakwaan Serta Spiritualitas Santri

Secara istilah, dakwah adalah kegiatan menyeru, mengajak, dan memanggil manusia untuk menempuh kehidupan di jalan Allah dengan tujuan utama mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, “Jangan mengartikan dakwah hanyalah berdiri di depan dan menyampaikan materi seperti saya,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan mengenai beratnya beban dakwah, yang meliputi tantangan fisik, mental, sosial, dan spiritual, “Di sinilah dibutuhkannya pemahaman ilmu yang baik, kesabaran dan keikhlasan, karena dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Bukan hanya ulama atau mubaligh, tetapi setiap individu harus berpartisipasi sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.”
Baca Juga: Jumpa Lagi Tahun Esok!

“Dalam berdakwah, kita harus menyesuaikan bahasa dakwah dengan kondisi dan pemahaman mad’u, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan berdampak positif dalam berfikir maupun berperilaku,” lanjutnya.
Sesuai dengan yang terkandung dalam surah Al-Baqarah ayat 159, kewajiban kita adalah berdakwah. Barang siapa yang enggan terlibat dalam dakwah, berarti ia telah menyembunyikan apa yang telah diturunkan oleh Allah, maka ia akan mendapatkan laknat dari Allah Ta’ala. Maka, pengabdian ini adalah juga bagian dari dakwah.
Baca Juga: Penataran Guru 2025: Bekal Santri KMI Al-Ishlah Menjadi Pendidik dan Teladan Umat

Harapannya, dengan dakwah, para calon asatidz dan asatidzah dapat memperbaiki kualitas kehidupan agama para santri secara lahir dan batin, sehingga terbentuk kepribadian santri yang lebih religius, dengan cara memberi teladan yang baik dalam kesehariannya kepada para santri.
Reporter: Luthfiyah Hanun M.
Fotografer: Dhani
Editor: Qonita HZ.