
Bondowoso, Media Al-Ishlah – Tak terasa kurang lebih tiga hari sudah saudara muslimin dan muslimat Singapura menginjakkan kakinya di tempat yang mereka anggap sebagai rumah keduanya, yaitu Pondok Pesantren Al-Ishlah.

Senin, (09/06/25), waktunya bagi mereka untuk berpisah dengan rumah kedua dan semua saudaranya yang ada di sini, yang selalu mereka rindukan serta mereka nanti-nantikan pertemuannya setiap setahun sekali.

Sebelumnya, Jum’at, (06/06/25) saudara muslimin dan muslimat Singapura yang terdiri dari dua rombongan ini, yaitu rombongan Bapak H. Noordin bin Jalaludin yang berjumlah 22 orang dan rombongan Bapak Aziz yang berjumlah 24 orang, tiba di Bandara Internasional Juanda pada pukul 12.00 WIB dan sampai di Pondok Pesantren Al-Ishlah pada pukul 19.30 WIB setelah pelaksanaan sholat Isya’ berjama’ah.
Bahkan, sebelum mereka ada pula yang berangkat lebih awal dari tanah kebangsaannya, Singapura, sebelum Hari Raya Idul Adha 1446 H. tiba, yaitu Bapak H. Dzulkiflee dan Bapak Harun beserta anaknya, Syu’aep.

Ketika baru saja tiba di Pondok Pesantren Al-Ishlah pada Selasa malam (03/06/25), setelah menunaikan sholat Maghrib berjama’ah, Pak Dzul dan Pak Harun bersama anaknya, Syu’aep, langsung mengikuti rapat panitia ibadah qurban 1446 H. yang diadakan di Ruang Tamu VIP Pondok Pesantren Al-Ishlah.
Di sana Pak Dzul langsung memberikan pengarahan kepada seluruh panitia yang nantinya akan bertugas di bilik-bilik penyembelihan, seperti admin atau penanggung jawab, pemegang plakat, tim dokumentasi, dan juga penyembelih.
Keesokan harinya, Rabu, (04/06/25) setelah melaksanakan sholat Dzhuhur berjama’ah atau tepatnya pada pukul 13.00 WIB, Pak Dzul dan Pak Harun mengisi pelatihan Juru Sembelih Halal (JULEHA) di Ruang Rapat Kantor Pusat Pondok Pesantren Al-Ishlah. Selain santri, mahasiswa, dan juga asatidz, pelatihan itu juga diikuti oleh anak dari Pak Harun, Syu’aep. Anak yang masih berusia 11 tahun itu ingin turut belajar cara menyembelih dan juga mempraktekkannya langsung. Karena itulah, tahun ini ia mengikuti bapaknya untuk datang lebih dulu ke Pondok Pesantren Al-Ishlah.
Kamis, (05/06/25) ketika penyembelihan hewan Aqiqah dan Shadaqah dari saudara muslimin dan muslimat Singapura, Syu’aep mencoba menyembelih untuk pertama kalinya dan berhasil menyembelih sebanyak 4 ekor kambing didampingi oleh sang bapak.

Tak jauh berbeda dengan dua saudaranya yang datang lebih dulu, Pak Nordin, ketika baru saja tiba di Pondok Pesantren Al-Ishlah pada Jum’at, (06/06/25) pukul 19.30 WIB, berselang kurang lebih setengah jam beristirahat, Pak Nordin langsung mengumpulkan beberapa panitia qurban yang esok harinya akan bertugas di bilik-bilik penyembelihan untuk memberikan sedikit pengarahan.

Selain itu, ia juga memberikan amplop kepada Pak Dzul untuk kemudian dibagikan kepada semua yang hadir, “Ini ada sedikit rezeki, cukuplah buat kamu beli ice cream, tapi jangan kamu beli ice cream besok. Karena besok masih ada pembagian ice cream gratis. Ini bukan apa-apa, bukan hadiah ataupun apa, tapi itu rasa terima kasih saya pada kamu semua,” ujarnya dengan logat khas Melayu yang sangat melekat.
Baca Juga: Farewell Night: Acara Perpisahan Saudara Muslimin dan Muslimat Singapura di Al-Ishlah Bondowoso
Salah satu kebiasaan yang menjadi ciri khas saudara-saudara kita dari Singapura adalah mereka selalu berterima kasih ketika memberikan uang, bantuan, dan juga setiap kali diminta untuk menyampaikan sepatah dua patah kata pada kesempatan apapun. Padahal kitalah seharusnya yang berterima kasih kepada mereka semua, sebagai penerima dan yang sering mendapatkan bantuannya.
Hal itu terjadi karena mereka yang berdatangan dari Singapura tersebut paham betul maksud dari salah satu hadits Nabi saw. dalam Shahih Bukhari, hadits nomor 1351, “Sesungguhnya akan datang suatu masa yang mana seseorang berjalan membawa sedekahnya, maka ia tidak menjumpai orang yang mau menerimanya. Seseorang berkata: “Seandainya kamu membawanya kemarin, niscaya saya menerimanya, adapun hari ini maka saya tidak membutuhkannya.”
Mereka berterima kasih karena dengan begitu, berarti mereka masih bisa menghindari salah satu dari tanda-tanda kiamat kecil itu, dimana akan datang masa ketika harta kekayaan melimpah ruah dan Tanah Arab telah subur, sehingga banyak orang ingin bersedekah tapi tak ada lagi orang yang membutuhkan dan mau menerima sedekahnya.
“Terima kasih, terima kasih, terima kasih,” kalimat yang selalu terngiang di telinga para santri dan juga warga yang merupakan panitia ibadah qurban 1446 H. setiap kali menerima lembaran uang dari pak Aziz, salah satu saudara muslimin Singapura yang sejak tahun 2012 telah berqurban dan banyak memberikan bantuan di Pondok Pesantren Al-Ishlah.

Pak Aziz mengaku sangat bersyukur dan senang bisa terus menyalurkan banyak manfaat melalui Pondok Pesantren Al-Ishlah selama ±13 tahun ini. Ia berharap kedepannya bisa terus menyalurkan kebaikan yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi.
“Terima kasih banyak, do’akan kami, semoga kita bisa jumpa lagi tahun esok dengan lebih banyak hewan qurban dan bantuan lainnya lagi,” ucap Ustadz Mohammad Suhimi perwakilan saudara muslimin dan muslimat Singapura ketika menyampaikan sambutan pada malam perpisahan bersama para santri dan juga warga setempat di Tsaqifah Bani Ma’shum (TBM) Pondok Pesantren Al-Ishlah pada Ahad malam, (08/06/25).
Baca Juga: Penataran Guru 2025: Bekal Santri KMI Al-Ishlah Menjadi Pendidik dan Teladan Umat
Keesokan paginya, Senin, (09/06/25) pukul 08.00 WIB, setelah sarapan bersama di Ruang Makan VIP Pondok Pesantren Al-Ishlah, saudara muslimin dan muslimat Singapura melanjutkan perjalanannya menuju ke Surabaya untuk kemudian terbang kembali ke negara asal pada Rabu, (11/06/25) nanti.

Sebelum meninggalkan tempat nyaman yang selalu mereka rindukan ini, mereka masih sempat untuk membagikan beberapa lembar uang lagi kepada para santri di depan Masjid Kembar Pondok Pesantren Al-Ishlah. Para santri yang menerima uang tersebut pun merasa sangat senang dan kemudian mendo’akan banyak kebaikan bagi semua saudara muslimin dan muslimat Singapura tersebut.




Suasana perpisahan Muslimin dan Muslimat Singapura dengan keluarga besar Pondok Pesantren Al-Ishlah (Foto: Fadel)
Terima kasih Singapura! Jumpa lagi tahun esok! Selamat jalan dan semoga selamat sampai tujuan! Do’a kami selalu terpanjatkan agar semua kebaikan yang kalian berikan diterima dan dibalas dengan balasan terbaik oleh Allah swt.

Reporter: M. Alfino E.H.
Fotografer: Dhani, Fadel
Editor: Qonita HZ.