Bondowoso, Media Al-Ishlah – Kamis (17/8/2023) Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso merayakan hari besar negara Indonesia, Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-78 dengan upacara bendera.
Baca Juga: Terima Kasih Saudara Singapura
Upacara bendera yang dilaksanakan di lapangan Pondok Pesantren Al-Ishlah ini dimulai pada pukul 07.00 WIB. Upacara yang diikuti oleh keluarga besar Pondok Pesantren Al-Ishlah, seluruh santri dan asatidz dari tiap unit pendidikan di bawah naungan Pondok Pesantern Al-Ishlah. Mulai dari TKIT, SD PLUS, SMP PLUS, KMI dan STIT, pengurus pondok dan yayasan, juga beberapa wali santri.
Upacara dimulai ditandai dengan komandan pleton menyiapkan pasukan di bawah komando Ustadz Muhammad Ilham. Selanjutnya Inspektur Upacara, Abi K.H. Thoha Yusuf Zakariya, Lc., menaiki mimbar kehormatan, kemudian komandan upacara melaporkan kesiapan upacara.
Usai laporan komandan, dilanjutkan pembacaan teks proklamasi oleh Kepala Departemen Pendidikan Pondok Pesantren Al-Ishlah Ustadz Misbahul Mushlih, S.Pd.I., dilanjutkan mengheningkan cipta dipimpin oleh inspektur upacara dan doa oleh Kepala Departemen Dakwah Pondok Pesantren Al-Ishlah, Ustadz Drs. Danok Sujiatno.
Selesai pembacaan doa, upacara dilanjutkan dengan pengibaran bendera oleh pasukan pengibar bendera (Paskibra) Pondok Pesantren Al-Ishlah yang terdiri dari 34 orang kader terbaik dari berbagai daerah sebagai simbol keberagaman Republik Indonesia.
Ananda Ahmad Leo Maulana menjadi komandan Paskibra, pembawa baki Ananda Amin, penerima bendera Ananda Alif Bahari Hobir, pengerek bendera Ananda Muhammad Al Fatih Farhat, dan pembentang bendera Ananda Rendi Pradana yang kesemuanya adalah santri kelas VI Kulliyatul Muballighien Al-Islamiyah.
Setelah bendera siap, penghormatan kepada merah putih yang diiringi lagu Indonesia Raya, kemudian bendera berkibar dan paskibra menutup formasi dan meninggalkan lapangan
Acara dilanjutkan dengan amanat Inspektur Upacara, “Pada hakikatnya, kemerdekaan bukanlah sebatas merdeka dari penjajahan, tetapi kemerdekaan sesungguhnya ialah harus benar-benar merdeka dari hawa nafsu. Jika seseorang dikungkung oleh hawa nafsunya, tentulah ia lebih menaati hawa nafsunya dari pada Rabbnya. Maka dari itu, marilah kita isi kemerdekaan dengan keimanan dan ketakwaan.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
“Walau anna ahlal-qurā āmanụ wattaqau lafataḥnā ‘alaihim barakātim minas-samā`i wal-arḍi wa lāking każżabụ fa akhażnāhum bimā kānụ yaksibụn.” (QS. 7:96)
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf ayat 96)
Usai pemberian amanat, pasukan disiapkan dan Inspektur Upacara turun dari mimbar kehormatan. Diteruskan dengan menyanyikan lagu Oh pondokku dan hymne Al-Ishlah. Upacara ditutup dengan keluarnya komandan upacara dan komandan pleton.
Tidak sampai disitu saja, upacara kemerdekaan di Pondok Pesantren Al-Ishlah dimeriahkan dengan sejumlah penampilan. Dimulai dari pembacaan puisi karya Allahyarham Abi K.H. Muhammad Ma’shum oleh ananda Imam Hidayatullah, Amin Dawan dan Ja’far Darmawan, santri kelas IV Kulliyatul Muballighien Al-Islamiyah.
Baca Juga: Pengukuhan Paskibra Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso
Lalu, tarian nusantara dari TKIT Al-Ishlah, tari semaphore dari SD PLUS Al-Islah, penampilan Komunitas Panahan Al-Ishlah (KOMPAS), penampilan senam lantai Al-Ishlah tricking and acrobatic (ASTRO), seni bela diri Tapak suci, tidak mau kalah para asatidz pu ikut memeriahkan 17 Agustus dengan tarian campur sari berlagukan Pondokku sak Lawase.
Kemudian acara ditutup dengan penampilan yel-yel oleh pasukan pengibar bendera (Paskibra). (Thoriq Fikri)