Masih dalam rangkaian kegiatan rihlah jajaran guru KMI dan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-Ishlah. Rabu pagi, 26/01/2022, acara selanjutnya adalah shilaturrahim Pimpinan dan Keluarga Besar Ponpes Al-Ishlah Bondowoso dengan alumni Ponpes Al-Ishlah yang berdomisili di Malang Raya di aula Ponpes Al-Ikhlas Malang.
Pertemuan ini dihadiri oleh ratusan alumni yang berada di Malang Raya. Dalam sambutannya, Kiai Zubair mengatakan, “Alumni ada, karena ada Al-Ishlah.” Karenanya, kita harus mendukung pondok kita, salah satunya hadir dalam acara yang diadakan oleh Pondok dan Ikatan Keluarga Besar Alumni Pondoke Pesantren Al-Ishlah Bondowoso (IKAPI).
Ada satu pesan dari Abi Ma’shum yang disampaikan oleh Ustadz Zubair kepada para alumni, yaitu sabar. Karena berjuang itu sabar. Dalam kesempatan ini Abi Thoha, menyampaikan bahwa kegiatan seperti bagus. Shilaturrahim sesama alumni, untuk saling mengingatkan.
Baca juga: Abi K.H. Thoha Yusuf Zakariya Lc. Mengisi Kuliah Shubuh di Masjid Ponpes Al-Ikhlas Malang
Baca juga: Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso Mendapatkan Piagam dari Kementerian Agama
Baca juga: Upacara Pembukaan Ujian Murajaatul Ammah
“Al-Ishlah membangun hubungan Kiai dengan santri, hubungan Ustadz dengan santri, atau santri dengan santri, hubungan kekeluargaan. Kenapa? Supaya mudah, kalau menasehati diterima. Kalau sistemnya kekeluargaan,” tambah beliau.
Beliau mengingatkan, alumni harus bangga pada pondoknya. Antum harus jadi brosur-brosur yang dibanggakan. Alumni harus mendirikan ponpes sebanyak-banyaknya. Alumni harus membantu dan ikut memperjuangkan apa yang diperjuangkan oleh Pondok Pesantren Al-Ishlah.
“Karena, seburuk-buruknya Muslim adalah muslim yang tidak punya kontribusi pada Islamnya. Seburuk-buruknya santri, adalah alumni yang tidak punya konstribusi pada pondoknya.”
Salah satu yang harus dibantu oleh para alumni adalah, Gerakan Seribu Santri yang bisasa disingkat Gerbusan. Dengan memasukkan anak, mengajak saudara, kerabat, tetangga dan masyarakat umum untuk mondok di Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso.
[reporter: M. R. Ridho/fotografer: Nur Ma’rifatullah]
