Malang, Media Al-Ishlah – Selasa, 25/01/2022 Rombongan asatidz (guru) KMI dan yayasan bersama keluarga berangkat pukul 22.15 berangkat menuju kota Malang. Menjelang shubuh (Rabu, 26 Januari 2022), rombongan rihlah tarbawiyah dan siyahiyah sampai di Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Malang.
Rombongan menunggu shubuh dan istirahat sejenak, di ruangan yang telah disediakan oleh Ponpes Al-Ikhlas. Rentetan kegiatan rihlah, dimulai sejak shubuh berjamaah. Setelah itu, dilanjutkan dengan kuliah shubuh oleh Abi Thoha.
Kuliah Shubuh dimulai dengan pengantar oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ikhlas, K.H. Muhammad Ali Zubair. Kunjungan dan shilaturrahim ini, menurut Kiai Zubair adalah bentuk dukungan dari Ponpes Al-Ishlah kepada pondok alumninya, Ponpes Al-Ikhlas.
“Karena itu, kami berterima kasih atas perhatian dan kepedulian, serta doa-doa selama ini. Tidak ada yang bisa kami berikan, atas apa yang banyak antum dan Al-Ishlah berikan. Semoga Allah membalas dengan kebaikan-kebaikan yang banyak,” ucap Kiai Zubair mengakhiri pengantarnya.
Abi K.H. Thoha Yusuf Zakariya memulai kuliah shubuh dengan dawuhnya yang terkenal. “Percuma hidup dengan umur panjang, kalau tidak berkah,” ucap beliau. “Percuma banyak gelar, tetapi hidupnya tidak berkah. Percuma punya banyak anak, kalau tidak memberikan keberkahan.”
“Kita datang ke Al-Ikhlas karena kita bangga dan senang, dengan adanya Al-Ikhlas. Kita datang ke Al-Ikhlas dalam rangka untuk memberikan dukungan moral dan moril. Kita doakan, Al-Ikhlas akan diberikan kemajuan. Mampu memberikan kontribusi untuk agama dan syariat,” tambah beliau.
Isi kuliah shubuh dari Abi Thoha tentang menggapai keberkahan. Untuk menggapai keberkahan hidup minimal ada 5 yang harus dilakukan:
1. Harus punya rasa malu kepada Allah Ta’ala. Banyak orang yang urat malunya putus, karena mereka tidak punya iman. Rasa malu itu hanya akan mendatangkan kebaikan. Al-hayau khairun kulluhu. Malu itu semuanya mendatangkan kebaikan.
Diberi amanah tapi tidak dijalankan, harus punya rasa malu.
Orang yang malu pada Allah adalah yang:
A. Jaga pikiranmu dari pikiran negatif. Pada orangtua, guru, sahabat. Husnudzan pada Allah. Banyak yang suudzhan, hidupnya celaka.
B. Jaga perutmu dari barang yang haram. Insya Allah pikiran kita positif.
C. Hendaknyalah kamu ingat pada kematian.
Sebaik-baik mukmin adalah mereka yang mempersiapkan kematian.
2. Hidup akan berkah, apabila kita pandai bersyukur kepada Allah Ta’ala. Menjadi orang yang pandai bersyukur itu tidak gampang.
Cara bersyukur tiga:
A. Syukur dengan hati.
B. Syukur dengan lisan.
C. Syukur dengan anggota tubuh. Syukur dengan gerakan/perbuatan.
Baca juga: Laziswaf Al-Ishlah dan APB Hadir di Banjir Bandang Mangli Jember
Baca juga: Upacara Pembukaan Ujian Murajaatul Ammah
Baca juga: Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso Mendapatkan Piagam dari Kementerian Agama
3. Tidak boleh sombong. Karena sombong adalah pakaiannya Allah. Pokok pangkal penderitaan manusia, adalah kesombongan. Jadilah orang mutawadhi’.
4. Al-kalamu thayyib. Komunikasi yang baik.
5. Berbakti kepada kedua orangtua. Bahkan beliau bukan Muslim sekalipun.
Beliau mengakhiri dengan tips agar selamat menurut Allahu Yarham Abi K.H. Muhammad Ma’shum:
1. TK: Tahu keadaan
2. SD: sadar diri
3. SMP: Posisi
4. SMP: Akibat
5. PT: Pasrah dan Tawakal
Alhamdulillah, sampai saat ini banyak alumni Ponpes Al-Ishlah Bondowoso yang telah mendirikan Pondok Pesantren di berbagai tempat di seluruh Indonesia. Mulai dari Malang, Lamongan, Madura, Sumatera dan sebagainya. Ponpes Al-Ikhlas Malang saja sudah memiliki banyak cabang.
Jadi selain memiliki cabang di Papua, Ponpes Al-Ishlah Bondowoso juga telah memiliki anak dan cucu. Pondok alumni diibaratkan anak, dan pondok cabang dari pondok alumni adalah cucu dari Ponpes Al-Ishlah Bondowoso. Masya Allah, tabarakallah. Semoga Allah memberkahi semua perjuangan ini. Aamiin.
[Reporter: M. R. Ridho/Fotografer: Muhammad Nur Qosim]