
Bondowoso, Media Al-Ishlah – Sabtu, (05/07/25) Pondok Pesantren Al-Ishlah mengadakan Pengajian Rutin Bulanan Tafsir Jalalain Tambhena Ate ke-140 di Masjid Kembar Putra yang diikuti oleh seluruh santriwan dan santriwati, asatidz dan asatidzah, mahasantri, wali santri, serta jama’ah.
Baca Juga: Pondok Pesantren Al-Ishlah Laksanakan Penerimaan Santri Baru Tahun Ajaran 2025/2026 M.
Setelah pembukaan, acara dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sambutan dari Abi K.H Thoha Yusuf Zakariya, Lc., “Sebagai orang yang beriman mari kita perbaiki diri kita semua, agar pola pikir, pola rasa, dan tingkah laku kita menjadi baik,” ucap Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso tersebut.

Selanjutnya, ia mengingatkan 6 wasiat Allahuyarham Abi K.H Muhammad Ma’sum kepada seluruh jama’ah agar bisa selalu taat dan bisa meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, yakni dzikrullah (mengingat Allah), qiyamul lail (sholat malam), tilawah Al-Quran, istigfar (memohon ampun kepada Allah), shodaqoh, dan mengajak orang untuk menjadi baik.
Kali ini, Ustadz M. Habibie Hamzah, Lc., M.Pd. menafsirkan ayat suci Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat ke-256-257 yang berbunyi:
لَآ إِكْرَاهَ فِي ٱلدِّينِۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَاۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيم٢٥٦ ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّـٰغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَـٰتِۗ أُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَـٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ ٢٥٧
Artinya: “Tidak ada paksaan dalam menganut agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barang siapa ingkar kepada ṭāghūt dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Allah Pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah ṭāghūt, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Baca Juga: Khutbatul Arsy Tahun Ajaran Baru 2025/2026 M.
Ayat tersebut menjelaskan tentang tidak ada paksaan bagi seseorang non-muslim untuk masuk ke dalam agama Islam, karena Allah SWT telah menjelaskan perbedaan antara jalan yang lurus dengan jalan yang sesat dalam Al-Qur’an.
“Aku tinggalkan agama ini, seperti sesuatu yang terang benderang, bahkan malamnya seperti siang,” ujar Ustadz Habibie ketika mengutip perkataan Rasulullah SAW.
Dikatakan sangat terang karena kebenaran yang dibawa Rasulullah SAW yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sangat jelas dan mutlak.
Seperti halnya dalam Islam ada Syari’atul Jihad dijelaskan bahwa ada beberapa jenis jihad yakni salah satunya adalah Jihadut Tholab.


Jihadut Tholab bertujuan untuk meninggikan kalimat Allah, dengan syarat memberi tawaran damai dan dakwah terlebih dahulu kepada musuh, yakni masuk Islam atau membayar jizyah (denda) bagi seorang non-muslim dalam negeri-negeri Islam, jika menolak semuanya maka dilakukan peperangan.
Contohnya seperti yang dilakukan Rasulullah SAW bersama kaum muslimin ketika masa keemasan kaum muslimin dahulu. Mereka datang ke negeri-negeri kuffar untuk mengajak umat manusia di dalamnya memeluk agama Islam. Dikala itu, umat manusia diberi pilihan oleh Rasulullah, jika mereka menerima Islam maka adalah sebuah nikmat bagi mereka, jika enggan untuk memeluk agama Islam maka ada kewajiban untuk membayar jizyah dan jika semua ditolak, maka Allah memerintahkan untuk memeranginya.
Baca Juga: Pembukaan Usbu’ut Ta’aruf
Lebuh lanjut, pada ayat diatas diterangkan bahwa keimanan adalah sebuah petunjuk, sedangkan kekufuran itu adalah suatu kesesatan. Maka dari itu, kita harus berpegang teguh kepada keimanan, karena hanya Allah yang bisa memberikan petunjuk dan menjauhkan manusia dari kesesatan.
Terakhir, acara diakhiri dengan pembacaan do’a, yang dipimpin oleh Gus Yasin Diyya Ul-Haq B.A.


Reporter: Insan Kamil, Luna Farah Nazilla
Fotografer: Adly Fahreza Rahadian Hutomo
Editor: M.R. Ridho




