
Bondowoso, Media Al-Ishlah – Rabu, (02/07/25) Tepat pukul 08.00 WIB Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso mengadakan acara Usbu’ut Ta’aruf di Masjid Kembar Putra Pondok Pesantren Al-Ishlah sebagai ajang perkenalan santri dengan pondok.
Baca Juga: Aditya Akbar Hakim: Investasi Terbaik Adalah Untuk Leher ke Atas!
Acara ini dibuka oleh K.H. Thoha Yusuf Zakariya, Lc., selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa ketika menetap di Pondok Pesantren Al-Ishlah harus mempersiapkan 2 hal, yakni menetapkan niat baik dan berkeinginan menjadi lebih baik.

Al-Ishlah memiliki dua arti, yakni memperbaiki atau membuat perbaikan dan merukunkan atau mendamaikan.
Allah Swt. Berfirman di dalam surah Hud ayat 88:
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Artinya: “Wahai kaumku! Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia memberiku rezeki yang baik dari sisi-Nya (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya?). Aku tidak bermaksud menyalahi kamu dalam apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan semampuku. Dan taufikku (keberhasilanku) hanyalah dengan (pertolongan) Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku kembali.” (QS. Hud: 88)
“Ketika sudah mencoba airnya Al-Ishlah maka harus menjadi anak Al-Ishlah. Harus mandi subuh agar dapat mencerdaskan otak,” ujarnya.
Mengutip dari pesan Allahuyarham K.H Muhammad Ma’sum, Abi K.H. Thoha Yusuf Zakariya, Lc. berpesan, “Santri Al-Ishlah harus memperbaiki PRT (Pikiran, Perasaan, dan Tingkah laku),” pungkasnya memberi pesan kepada para santri.
Baca Juga: Pondok Pesantren Al-Ishlah Laksanakan Penerimaan Santri Baru Tahun Ajaran 2025/2026 M.
Pertama yakni pikiran.Perubahan harus dimulai dengan pikiran, karena pondasi utama bagi tubuh adalah pikiran. Jika pikiran rusak, maka semuanya akan rusak juga. Pikiran harus dijaga dan berusahalah untuk mengganti pikiran negatif ke pikiran positif.
Kedua, rasa atau perasaan.Al-Ishlah merupakan tempat melatih mental dan melatih perasaan untuk menjadi lebih kuat. Bagi perasaan yang tidak kuat, perlu latihan dan pembiasaan untuk menjadi orang yang memiliki mental tahan banting.
Ketiga, tingkah laku. Santri Al-Ishlah harus memiliki tingkah laku yang baik dan sopan. Etika dasar santri Al-Ishlah adalah 5S, yakni salam, senyum, sapa, sigap dan sopan.
Selain itu, pembiasaan adab juga harus terus dilatih. Ia menerangkan tentang keutamaan berjabat tangan. Dalam berjabat tangan dianjurkan untuk memegang dengan erat, melambaikan tangannya dan tersenyum. Rasulullah bersabda dalam hadistnya :
ما مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
Artinya: “Tidaklah dua orang Muslim bertemu lalu berjabat tangan, melainkan diampuni bagi keduanya sebelum mereka berpisah.”

Lebih lanjut, ia memberi pengarahan kepada santri untuk bersikap sopan dan santun kepada orang yang lebih tua. Hal ini diperjelas dengan praktik yang menjelaskan bahwa ketika diberi sesuatu oleh orang yang lebih tua harus diterima dengan kedua tangan atau tangan kanan diatas tangan kiri.
Baca Juga: Khutbatul Arsy Tahun Ajaran Baru 2025/2026 M.
Terakhir, Ia menutup acara dengan menegaskan dua pesannya ketika menetap di Pondok Pesantren Al-Ishlah, yakni menetapkan niat baik dan berkeinginan menjadi lebih baik.
Reporter: Mahmud Salim A.
Fotografer: Adly Fahreza Rahadian Hutomo
Editor: Qonita Husna Zahida




