Bondowoso, Media Al-Ishlah – Kamis (22/06/23) Program Niha’e kini telah tiba akhir dari kegiatannya yaitu dengan digelarnya acara Haflatul Qur’an. Acara yang bertempat di gedung Manaratul Qur’an ini dihadiri oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah dan keluarga, pengurus yayasan dan pondok, para asatidz, seluruh santri putra Pondok Pesantren Al-Ishlah dan para wali santri dari santri akhir KMI angkatan ke-30. Acara ini dimulai pukul 08.30 WIB.
Baca Juga: Abi Thoha: Tanamkan Otak, Hati, dan Fisik yang Qur’ani, Maka Akan Menjadi Manusia Qur’ani
Rangkaian acara dibacakan oleh Ustadz Muhammad Fatahillah selaku MC (Master of Ceremony) dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh akh. M. Aisal Attamimi. Kemudian dilanjutkan dengan doa yang dipanjatkan oleh Ustadz Abdul Somad, S.Ag.
Lalu disusul acara prosesi Uji Publik santri akhir KMI. Diawali peragaan kelas akhir KMI Putra membaca Al-Qur’an secara bersama-sama dengan standart metode Ummi. Lalu dilanjutkan dengan peragaan pelajaran membaca kitab kuning dengan metode tamyiz.
Setelah itu, dilanjutkan pembacaan hasil hafalan Al-Qur’an oleh Ustadz Muhammad Yamien. “Laporan hasil hafalan santri akhir diantaranya, 1 santri telah menyelesaikan hafalan 30 juz. 18 santri telah menyelesaikan hafalan 8 juz, 3 santri telah menyelesaikan hafalan 7 juz, 2 santri telah menyelesaikan hafalan 6 juz, 1 santri telah menyelesaikan 5 juz, 10 santri telah menyelesaikan 4 juz, dan 3 santri telah menyelesaikan hafalan 3 juz,” ucap ketua umum panitia niha’e tersebut.
Kemudian MC memberikan kesempatan kepada Ustadz Ibnu Abbas (Ketua Ummi Foundation Jember) bersama Ustad Nahrawi menjadi moderator jalannya uji public.
“Anak-anak kita ini, mereka adalah yang tuntas mengikuti tes tashih dan tahsin. Selain itu, mereka telah mengikuti sertifikasi selama 3 hari dan mereka memiliki hafalan beberapa juz. Maka bapak dan ibu sekalian mereka bisa, bahkan siap untuk disebarkan di masyarakat menjadi guru-guru lebih-lebih guru ngaji, guru-guru Al-Qur’an di mana pun saja,” ucap Ustadz Ibnu Abbas mengawali jalannya uji publik.
Baca Juga: KMI Putra Ponpes Al-Ishlah Bondowoso Menguji Publik 39 Santri
Pertanyaan pertama diajukan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso yang menguji beberapa santri dengan menanyakan tahfidzul qur’annya dengan metode Al-Qur’an al-Hufaz. Semua santri kelas akhir yang diuji Abi Thoha, bisa menjawab semua.
Kemudian dilanjutkan dengan Ustadz Hilmi Sofyan yang menguji para santri akhir dengan metode tamyiz dan menguji beberapa santri akhir dengan mencoba membaca kitab Fathul Qarib.
Acara berlanjut dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para orang tua kepada anak-anaknya dalam bidang tahfidzul Qur’an, tamyiz, dan tajwid. Semua santri kelas akhir yang diuji oleh orangtuanya pun bisa menjawab semua.
Selepas acara uji publik dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama yang disampaikan oleh perwakilan wali santri.
“Ketika mendengar anak-anak kita diuji, kita para wali santri merasa terharu dan kita para wali santri sangat yakin sekali kepada Pondok Pesantren Al-Ishlah bahwa bisa mencetak generasi yang benar dan pintar. Kami juga yakin aturan yang dibuat oleh pondok akan membuat anak-anak kita menjadi benar dan pintar,” ucap Pak Indra asal Palembang.
Sambutan kedua disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso. “Antara orangtua dan pondok harus bekerjasama, supaya apa yang diinginkan oleh para orang tua dapat kita wujudkan bersama. Kita didik mereka menjadi imamun ummat (pemimpin umat). Anak-anakku kalian boleh dimana-mana, tapi tidak boleh kemana-mana,” ujar Abi K.H. Thoha Yusuf Zakariya, Lc.
Acara diakhiri dengan diumumkannya para juara santri akhir KMI. Juara 3 ujian akhir diraih oleh akh. Irfan asal Timika. Juara 2 ujian akhir diraih oleh akh. M. Nur Fikri asal Kalimantan dan juara 1 diraih oleh akh. Alfian Bayu Wardana asal Sapeken. Adapun kejuaran non akademik diantaranya: tahfidzul Qur’an terbaik diraih oleh akh. Alfian Bayu Wardana, metode ummi terbaik diraih oleh akh M. Nur Fikri, metode al-hufaz diraih oleh M. Nur Fikri, metode tamyiz terbaik diraih oleh akh. Ahmad Setiawan dan santri teladan diraih oleh akh. Ahmad Setiawan.
Baca Juga: Abi Thoha: Pentingnya Doa Positif Untuk Anak-Anak Kita
Hari itu merupakan hari kebahagiaan para wali santri dan santri akhir KMI. Majalah Media Al-Ishlah mewawancarai salah satu wali santri asal Sapeken. “Saya sangat bersyukur ananda Alfian bisa mewujudkan impiannya dengan menghafal 30 juz. Karena hafalan 30 juzz itu adalah keinginannya. Saya bangga karena ia bisa menyelesaikannya dengan kegiatan yang begitu banyak di pondok ini. Semoga pondok ini kedepannya lebih maju dan banyak melahirkan generasi-generasi Qur’ani,” harap Mohamad Hadi Suprapjoto.
Tonton streaming kegiatan ini di kanal Youtube resmi Pondok Pesantren Al-Ishlah, klik Suara Al-Ishlah.
Reporter: Rizal Dwi Arifaldana
Fotografer: Hafidz
Editor: Ridho