
Bondowoso, Media Al-Ishlah – Ahad, (01/06/2025) Dalam acara Seminar dan Shilaturrahim Internasional Dunia Islam yang berlangsung di Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso tepatnya di Gedung Serba Guna, isu Palestina menjadi sorotan utama. Para tokoh, ulama berbagai wilayah, juga Mahasantri Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) turut hadir, sebagai bukti pembelaan terhadap Palestina sebagai bagian dari keimanan dan persatuan umat Islam.
Baca Juga: Ujian Akhir Santri Niha’ie Putra
Pada acara turut hadir sebagai pembicara 2 tokoh, yaitu Dr. Abdullah bin Abdul Majid Zindani (Utusan Ittihad Al-‘Alami li Ulama Al-Muslimin) dari Yaman dan Dr. Muhammad Bakr (Wakil Ketua Perhimpunan Ulama Palestina) dari Palestina.

Dalam penyampaian materinya, Dr. Abdullah bin Abdul Majid Zindani berkata, “Berjihad di jalan Allah tidak bisa direalisasikan kecuali dengan iman, karena orang yang berjihad tanpa adanya landasan iman seperti orang sholat tanpa berwudhu.”
Putra dari Syekh Abdul Majid al-Zindani tersebut menegaskan bahwa iman tidak hanya berucap dalam lisan, namun membenarkan dalam hati dan mengerjakannya dalam bermuamalah, “Ada 2 penghalang yang hendaknya dihindari, yaitu kebodohan, obatnya adalah ilmu dan yang kedua adalah kesombongan, seperti Iblis dan orang Yahudi pada kenabian Muhammad Saw.”

Sementara itu, Dr. Muhammad Bakr menegaskan bahwa Palestina adalah harga yang mulia yang harus kita ketahui dan pahami. Ketahuilah bahwa orang Palestina tidak menjual sedikit pun tanah, tempat mereka kepada siapapun.
“Peperangan yang terjadi saat ini bukan hanya membela negaranya saja. Perlawanan, peperangan, itu untuk kita semua. Karena kita sadar bahwa Palestina Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) adalah milik agama Islam,” tukas Dr. Muhammad Bakr.
Baca Juga: Panitia Qurban Al-Ishlah Gelar Rapat Perdana Jelang Penyembelihan Idul Adha
Dr. Muhammad Bakr menjelaskan konstribusi yang perlu kita lakukan ada 7 yaitu berdoa, mengikuti informasi keadaan dan kondisi yang terjadi di Palestina, berikan pendidikan kepada anak kita tentang Palestina dan kejahatan zionis Israel, memboikot produk Israel, selalu optimis kepada Allah, berjihad dengan harta kita kepada Palestina dan menyiapkan diri secara fisik untuk berjihad fi sabillilah.
“Banyak dari kami yang terluka, kesakitan, syahid, tapi itu semua tidak menghilangkan harapan dan berjuang untuk merdeka, jihad itu berat perlu tekad dan keseriusan,” ucap Wakil Ketua Perhimpunan Ulama Palestina tersebut.
Ia memberi 3 kalimat yang harus diajarkan kepada anak-anak yaitu sholih, mushlih dan mujahid, seperti kurikulum yang telah ia buat, yang meliputi beberapa hal diantaranya pengokohan iman, pemikiran, fisik, ekonomi, dan lain-lain, “Manhaj ini tidak untuk Palestina tapi untuk Indonesia, Malaysia dan negara lainnya,” ucap Dr. Muhammad Bakr.
Di sesi tanya jawab, peserta bertanya tentang wacana Presiden Prabowo ingin membuka diplomasi dengan syarat Israel harus mengakui kemerdekaan Palestina, “Indonesia jangan sampai membuka diplomasi dengan Israel, sebab mereka terkenal pendusta apapun kesepakatannya,” tegasnya. Acara diakhiri dengan do’a yang dipimpin langsung oleh Dr. Muhammad Bakr.

Reporter: Rasmadi
Fotografer: Dhani, Fadel,
Editor: Qonita HZ.

