Kajian Cara Mendidik Anak Sesuai Umurnya

Bondowoso, Media Al-Ishlah – Salah satu kunci dalam suksesnya kepengurusan ialah memahami cara mendidik anak sesuai tahapan umurnya. Maka demi mendalami hal tersebut, panitia mengundang salah satu pembicara muslimah yang saat ini sedang meyelesaikan disertasi S-2 jurusan psikologi di salah satu universitas di Malang. Untuk membagikan pengetahuannya, pada para peserta yang juga meneruskan perjalanan kepengurusan nantinya.

            Dengan keceriaan yang selalu terpancar lewat penjelasannya, perempuan yang akrab disapa Kak Laily ini menjelaskan tahapan meendidik anak menurut banyak tokoh. Dua tokoh yang dijadikan sebagai tumpuan pada hal ini ialah Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah serta Ali bin Abi Thalib. Bagi Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, mendidik anak dibagi menjadi 6 tahapan, yaitu fase prenatal yang menjadi landasan pada pendidikan anak, seperti menentukan jodoh, menikah dan hamil.

Kemudian umur anak pada 0-2 tahun, lalu 2-7 tahun untuk mulai berkontribusi pada lingkungan sekitar, umur 10-15 tahun pada cara berpikir ketika berhadapan dengan masalah kompleks, dan akhirnya 15-18 tahun saat sudah dapat menjadi manusia independen yang dewasa sepenuhnya.

Lain hal pada mendidik anak menurut Ali bin Abi Thalib, ustadzah yang berasal dari Kediri ini menuturkan, pada umur 0-7 tahun hendaknya memperlakukan anak sebagai raja, kemudian mulai 8-14 tahun seperti tawanan, dan saat sudah umur 15-21 tahun, orang tua dan lingkungan dapat menganggap seperti sahabat yang dapat diajak berhadapan dengan keadaan apapun.

Beliau menambahkan, bahwa kesehatan mental pada diri manusia adalah rasa peduli seseorang terhadap bagaimana dia menjalankan hidup sepenuhnya. Menurut Al-Ghazali, kesehatan jiwa digolongkan menjadi 3, yakni dikuasai hawa nafsu, selalu berkompetisi dengan hawa nafsu (mujahid), dan selalu mengendalikan hawa nafsu.

Baca juga: Pentingnya Memahami Berbagai Kecerdasan Anak

Baca juga: Pembukaan Training Of Leadership Kelas 4 KMI Putri

Baca juga: Ujian Praktik Kelas Akhir SMP Plus Al-Ishlah

            Uniknya, mulai menjelang adzan maghrib, perserta TOL dengan inisial R, meminta izin pada panitia untuk berbuka sunnah puasa daud yang yang sudah dijalaninya seharian itu. Ia mengaku sudah menjalaninya mulai naik kelas 3 KMI dengan beberapa temannya. Alhamdulillah, masih ada peserta yang memepertahankan ibadah sunnahnya meski acara TOL sangat menguras tenaga. Subhanallah. –

[reporter: Aqila Achmad– fotografer: Tasya – editor: M. R. Ridho]

Informasi PSB Tahun Pelajaran 2024/2025

Pendaftaran Santri Baru (PSB) KMI Al-Ishlah Putra & Putri Tahun Pelajaran 2024/2025 dibuka pada tanggal 1 November 2023 s.d. 30 Juni 2024

Days
Hours
Minutes
Seconds