Jangan Pesimis dengan Masa Depan Indonesia!

Abi K.H. Thoha Yusuf Zakariya, Lc. menyampaikan orasinya tentang Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H. (Foto: Reza)

Bondowoso, Media Al-Ishlah – Setelah mengaji bersama Tafsir Jalalain QS. Al-Baqarah ayat yang ke-259, acara dijeda untuk melaksanakan sholat Isya’ berjama’ah, sebelum kemudian berlanjut ke rangkaian acara selanjutnya. Perlu diketahui, bahwasanya acara pada kesempatan kali ini, didatangi oleh banyak da’i dan ulama’ dari berbagai daerah.

Baca Juga: Pengajian Rutin Bulanan Tafsir Jalalain “Tambhana Ate” Ke-142

Bahkan, mulanya akan turut hadir pula Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, Babe Haikal Hassan Baras. Sebelum melanjutkan acara, Abi Thoha pun terlebih dahulu menyampaikan permohonan maaf dari Babe Haikal Hassan kepada para jama’ah karena tak bisa hadir, “Pada asalnya, Babe Haikal Hassan hendak hadir bersama kita. Tapi ternyata berhalangan hadir karena sakit pada matanya. Kemarin sudah vc dengan saya,” jelasnya.

Panitia membagikan kue & nasi kotak kepada para jama’ah. (Foto: Reza)

Acara berlanjut dengan orasi Maulid Nabi Muhammad SAW setelah pelaksanaan sholat Isya’ berjama’ah. Orasi ini disampaikan oleh beberapa ulama’ dan da’i, diselingi dengan lantunan sholawat dari tim hadroh Al-Makkah dan juga Al-Jihad secara bergantian. Seraya para jama’ah menikmati penampilan yang dibawakan, para panitia membagikan kue serta nasi kotak kepada para jama’ah.

Abi Thoha mengawali menyampaikan orasi tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, “Pada diri Rasulullah itu ada contoh, ada suri tauladan bagi kita semua para umatnya,” tutur Abi Thoha kepada para Jama’ah. Ia mengajak agar kita semua dapat meniru, mengikuti, dan meneladani semua sisi sikap Rasulullah SAW. Kita pun harus senantiasa bersholawat sebagai bentuk cinta kita kepadanya, “Bila kita tidak bersholawat, maka tidak akan mendapatkan rahmat,” jelasnya.

Baca Juga: Bahtsul Masa’il: Hukum Menikah Dini dan Penggunaan Sound Horeg

Bapak Pimpinan Pondok juga mengatakan bahwa Allah tidak menyukai kerusakan. “Allah itu tidak suka dengan kerusakan. Innallaha laa yuhibbul mufsidiin,” tegasnya. Akhir-akhir ini, kita temukan banyak sekali kerusuhan yang terjadi akibat demonstrasi yang berujung ricuh dan banyak kerusakan pada beberapa fasilitas umum dan sebagainya. Akibatnya, kerugian ditanggung bersama oleh negara dan masyarakat.

Seharusnya, hal tersebut tidak terjadi jika kita meneladani bagaimana kesabaran dan sikap kepribadian Rasulullah dalam mengahadapi berbagai masalah. “Bagaimana kita bisa maju? jika kita ini suka diprovokasi,” ujarnya.

Ustadz Ismail, da’i kondang asal Surabaya ketika menyampaikan orasinya. (Foto: Fadel)

Orasi selanjutnya disampaikan oleh Ustadz Ismail, salah satu da’i kondang asal Surabaya. Ia menuturkan apabila kita bercermin kepada Rasulullah, kita tidak akan pesimis dengan masa depan Indonesia. Sebagaimana dulu Rasulullah SAW tidak pernah pesimis dengan Jazirah Arab. Rasulullah SAW yakin bahwa suatu saat Jazirah Arab akan bangkit melalui agama Islam, dan agama Islam pun akan menyebar luas ke seluruh muka bumi.

Para santri menjawab pertanyaan dari Ustadz Ismail seraya mengangkat tangan dengan kompak. (Foto: Fadel)

Ustadz Ismail juga mengatakan bahwa para santrilah yang nantinya akan memegang kendali untuk merubah dan membangkitkan kembali kejayaan Islam serta negeri kita tercinta Indonesia ini. “Siapakah yang akan memperjuangkan bangkitnya kembali negeri ini menjadi negara adidaya?” Tanyanya kepada para santri. “Saya!” Seru para santri dengan kompak sambil mengangkat tangannya.

Setelah menyampaikan orasinya, ia mengajak kepada para jama’ah untuk bersama-sama melantunkan sholawat asyghil. Seketika, semua yang hadir pun hanyut dalam kesyahduan suasana yang tercipta pada malam yang berbahagia itu.

Baca Juga: Pembekalan dan Pembinaan Ujian Khutbah Jum’at Santri Kelas Akhir KMI Putra

Orasi terakhir disampaikan oleh Sekretaris Aliansi Ulama’ Tapal Kuda, K.H. Mawardi Abdul Wahid. Ia mengawali penyampaiannya dengan pantun agar jama’ah menjawab salamnya dengan kompak dan semangat. “Buah kedondong, buah kecapi. Yang datang berbondong-bondong, kok yang jawab salam sepi?” Ujarnya, kemudian mungulangi kembali salamnya.

“Pohon kedondong berdekatan dengan pohon salak. Yang jawab salam memang sudah berbondong-bondong, tapi kok masih kurang kompak?” Tanyanya lagi seraya kembali mengulang salamnya.

Pada kesempatan ini, K.H. Mawardi tidak ingin menyampaikan banyak hal. Ia hanya ingin menjawab pertanyaan Abi Thoha ketika diawal tadi tentang “Kenapa Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, tapi mengalami banyak kejadian tak diinginkan seperti yang akhir-akhir ini terjadi?”

K.H. Mawardi Abdul Wahid ketika menjawab pertanyaan dari Abi K.H. Thoha Yusuf Zakariya, Lc. dengan pendapatnya. (Foto: Reza)

Ia berpendapat bahwa hal itu terjadi karena keislaman umat muslim kita Indonesia yang masih belum sempurna. “Karena mereka mengaku Islam, tapi Islamnya tidak kaffah,” pendapatnya menjawab pertanyaan Bapak Pimpinan Pondok.

Seorang kiai asal Probolinggo ini juga menegaskan bahwa jika semua muslim di Indonesia Islam secara kaffah, maka tidak akan terjadi berbagai masalah yang tak diinginkan. Karena kita pasti akan meniru dan meneladani Rasulullah jika kita telah Islam secara kaffah. Menurut Rasulullah SAW, jika terjadi masalah diantara umat muslim, maka cara penyelesaian terbaiknya adalah bermusyawarah. (وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ) “Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka,” -Q.S. Asy-Syura: 38.

Suasana ketika mahalul qiyam (Foto: Fadel)

Acara diakhiri dengan mahalul qiyam, kemudian dilanjutkan dengan do’a bersama untuk keselamatan bangsa dan negara yang dipanjatkan oleh para kiai, ulama’, gus, serta da’i yang hadir.

Reporter: M. Alfino E.H.
Fotografer: M. Fadel G.S., Adly Fahreza R.H.
Editor: Qonita Husna Zahida

Suasana ketika do’a bersama (Foto: Fadel)

Pendaftaran Inden Tahun Pelajaran 2026/2027

Pendaftaran Inden Santri Baru KMI Al-Ishlah Putra & Putri Tahun Pelajaran 2026/2027 dilakukan pada tanggal 20 Agustus – 30 September 2025

Days
Hours
Minutes
Seconds