
Bondowoso, Media Al-Ishlah – Acara selanjutnya diselenggarakan pada hari Senin, 21 Maret 2025, dengan pelatihan jurnalistik yang mengangkat tema Media Menulis di Era Digital. Diisi oleh Ustadzah Hasfinda Fakhir Mufid, S.Keb., Bd. alumnus Pondok Pesantren Al-Ishlah angkatan ke-17.
Mendahului berjalannya acara, sesi bedah buku dilakukan dengan membahas buku digital karyanya yang bertema pesantren, berjudul Pesona Sekretaris Abi. Bercerita tentang seorang putri pimpinan pondok pesantren bernama Luna, yang kembali ke rumahnya setelah kabur selama 2 tahun, demi menuruti keinginan ibunda yang telah teramat rindu.
Melewati berbagai rintangan untuk dapat bersatu dengan tokoh utama pria, beliau menjelaskan tentang freytag’s pyramid. Struktur yang membagi alur cerita menjadi beberapa bagian, seperti introduction, rising movement, klimaks, dan sebagainya untuk membuat alur cerita tetap berjalan dengan teratur sehingga menarik minat para pembaca.

Karena kenyataannya, di zaman digital ini terdapat banyak peluang besar untuk menjadi penulis. Menyebabkan ketatnya persaingan dalam bidang literasi, yang umumnya memang lebih diminati dan disukai oleh para pembaca dibandingkan dengan media cetak.
Baca Juga: Training Photography and Journalism: Santri Tetap Up To Date dan Melek Media
Dilanjutkan pada pukul 20.00 WIB, setelah sebelumnya para peserta diberi tugas membuat karangan mengenai dua slide gambar yang telah ditampilkan. Untuk kemudian dikumpulkan dan dinilai untuk mengukur potensi para peserta dalam membuat karya fiksi.

Diisi dengan sesi tanya jawab dan berbincang seputar perbedaan antara buku digital dengan buku cetak, Ustadzah Hasfinda memberikan solusi pada salah satu peserta yang diberikan kesempatan bertanya, mengenai tips ketika telah merasa jenuh untuk menulis.
“Mengambil langkah mundur. Nggak nulis, tapi tetap membaca ketika jenuh. Berhenti sejenak, tapi jangan pernah benar-benar meninggalkan,” ucap wanita dengan 2 anak tersebut.
Beliau juga menceritakan pengalaman selama mondok di Pondok Pesantren Al-Ishlah, yang membuat beliau terus berkembang saat ini. Dimulai dari pengurus mini magazine Gen-M2 (wadah santri yang suka menulis, menggambar dan membaca), beliau iseng membuat serta memuat cerita bersambung, yang malah sukses menuai pujian dari banyak orang, dan masih aktif menulis hingga saat ini walau sempat hiatus selama beberapa tahun karena fokus pada kuliah
Baca Juga: Majalah Media Al-Ishlah Edisi 27
Selain itu, untuk menambah pengetahuan dalam bidang kepenulisan beliau mengikuti banyak kelas kepenulisan, hingga membaca novel berbahasa inggris. Karena menurutnya, banyak istilah serta narasi yang dapat menjadi referensi dalam buku yang kita tulis. Walau tak semua buku dapat terjual dengan laris dan cepat, karena setiap buku memiliki rezekinya masing-masing.
Acara diteruskan dengan penyerahan penghargaan dan kenang-kenangan dari pihak panitia, dan ditutup dengan hamdalah. Tak lupa sesi foto bersama pembicara, untuk mengukir kenangan bersama dalam pelatihan jurnalistik yang diadakan tersebut.
Reporter: Dzakiroh Qoyyimah
Fotografer: K. Sofhia
Editor: Qonita HZ.
