Search

Santri PonPes Al-Ishlah Bondowoso Bisa Menulis Cerpen

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso foto bersama pemateri, asatidz dan santri yang mengikuti workshop menulis

Bondowoso, Media Al-Ishlah – Setelah 12 hari mendalami kepenulisan karya fiksi khususnya cerita pendek (cerpen), akhirnya santri dan santriwati Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso pun berhasil menelurkan karyanya. Sebanyak 70 orang santri dan 70 orang santriwati, masing-masing telah menulis cerpen sepanjang 8-10 halaman.

Karya cerpen tersebut diketik dan diprint, lalu diserahkan secara simbolis kepada Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso, Abi K.H. Thoha Yusuf Zakariya Lc. Saat penutupan acara workshop menulis fiksi bersama Lintang Sugianto, penulis novel best seller Matahari di Atas Gilli pada hari Minggu (26/12/2021).

Dalam penutupan acara workshop menulis fiksi ini, Abi Thoha mengaku bangga dengan santri-santriwati yang telah menyelesaikan workshop dan mampu menulis sebuah karya. “Abi dapat cerita kalau tulisan kalian itu bagus. Alhamdulillah. Abi senang kalau kalian bisa menulis. Karena dakwah itu nak, bisa billisan (dengan lisan), bilqodam (jalan menyampaikan dakwah), dan bilqolam (dengan pena/menulis),” ucap Abi Thoha.

Abi Thoha berharap, tulisan para santri adalah benteng untuk mencounter tulisan yang radikal-radikal, yang ada pornonya. Tulisan cinta boleh, cinta yang positif seperti Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih. “Jadi Abi ingin kalian membuat karya tulis. Satu bulan satu buku. 500 halaman, bisa? Bisa! Insya Allah bisa, latihan terus! Kalau kalian semua menulis, dalam rangka mencounter buku-buku novel prostitusi. Insya Allah Indonesia akan bercahaya ini. Akan menjadi Indonesia white society. Indonesia yang putih, masyarakat yang bertauhid seperti yang dicita-citakan oleh Allahuyarham Abi K.H. Muhammad Ma’ashum,” tambah Abi Thoha.

“Abi apresiasi, kalian adalah anak-anak yang hebat. Teruskan menulisnya. Setelah selesai pelatihan ini. Jangan berhenti menulis. Menulislah! Jadi apapun kalian nanti, tetaplah menulis. Jadi ustadz, jadi menteri, jadi tentara, menulislah!” pungkas beliau.

Lintang Sugianto mengakui bahwa santri-santriwati Al-Ishlah hebat. Karena materi yang dibagikan olehnya, biasanya untuk workshop  khusus guru, dan ternyata santri Al-Ishlah mampu menyerap dan berhasil menghasilkan karya. “Saya sepakat dengan yang Abi Thoha katakan. Selama saya berkunjung ke pondok lain, hanya di Al-Ishlah saya mendapatkan semangat yang hebat. Karena ilmu kepenulisan itu membosankan, akan sulit kalau tidak benar-benar mau. Akan tetapi kalian tidak meninggalkan ruang kelas, kalian hebat! Di sinilah embrio penulis Al-Ishlah terbentuk. Insya Allah saya akan datang lagi ke Al-Ishlah, untuk menulis novel biografi Abi Ma’shum,” ungkap penulis yang banyak menulis puisi ini.  

Selain menghasilkan cerpen, kegiatan ini juga menghasilkan sebuah film puisi yang diproduseri oleh Bambang Sugianto (Suami dari Lintang). Film Puisi yang berjudul Yang Mulia ini disutradari oleh Ustadz Muhammad Nur Qosim. “Kita wajib menghadang film-film yang tidak baik. Kita mulai dari Pondok Pesantren Al-Ishlah!” ucap Bambang mengakhiri acara ini. [Reporter: M. R. Ridho, Fotografer: Muhammad Nur Qosim]

Inspirasi Kehidupan

Informasi PSB Tahun Pelajaran 2024/2025

Pendaftaran Santri Baru (PSB) KMI Al-Ishlah Putra & Putri Tahun Pelajaran 2024/2025 dibuka pada tanggal 1 November 2023 s.d. 30 Juni 2024

Days
Hours
Minutes
Seconds