Bondowoso, Media Al – Ishlah, Ahad (16 juni 2024) Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso menyelenggarakan shalat ‘Iedul Adlha yang diikuti oleh keluarga besar pondok, jajaran pengurus Yayasan Al-Ishlah, asatidz seluruh unit pendidikan, seluruh santri KMI putra dan putri, mahasantri STIT, jama’ah Al-Ishlah dan kaum muslimin Singapura di lapangan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso.
Shalat ‘Iedul Adlha yang diimami oleh Gus Ahmad Muhajir Kamil (anak dari Gus Mahmud Rasyid Ridlo-putra kedua Allahuyarham KH. Muhammad Ma’shum), dan sebagai khatib adalah Gus Ahmad Jaisyu Muhammad (anak dari pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah-putra pertama Allahuyarham KH. Muhammad Ma’shum).
Gus Jais menyampaikan bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan haram dari keempat bulan di antaranya, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan bulan Rajab. Rasulullah Saw., telah menetapkan acuan dalam menentukan titik awal bulan Dzulhijjah yaitu dengan ru’yatul hilal Amir Makkah dan hal tersebut diikuti oleh para ulaBulan Dzulhijjah merupakan bulan mulia yang di dalamnya terdapat banyak sekali rangkai-rangkain amalan yang mulia diantara adalah: Pertama, puasa Dzulhijjah yaitu adalah puasa sunnah yang dilaksanakan di 9 hari pertama. Yang mana amalan tersebut lebih dicintai oleh Allah daripada berjihad. Kemudian di hari ke 9 terdapat puasa Arafah yang ganjarannya dapat menghapus dosa pada setahun yang lalu dan dosa setahun yang akan datang.
Kedua, berqurban. Berqurban sudah ada sejak zaman Nabi Adam as, dan ditegaskan kembali pada zaman Nabi Ibrahim as, kemudian disyariatkan kepada umat Islam pada tahun ke-2 HijriHikmah dari berqurban adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diberikan kepada setiap hamba-Nya. Berqurban lebih mulia daripada bersedekah seharga yang kita keluarkan untuk berqurban. Dengan berqurban juga membangun perasaan solidaritas pada diri setiap muslim, dalam berqurban kita dapat membagikan daging-daging sesembelihan kita, dan itu akan menambah pahala kita di sisi Allah SWT. Selain pahala berqurban kita juga mendapatkan pahala bersedekah.
“Dengan Bersedekah kepada sesama muslim yang membutuhkan, itu akan memberikan dan menampakkan kebahagian sesama muslim yang membutuhkan,” jelas Gus Jais. “Tidak pantas bagi kita membiarkan saudara kita kelaparan. Seorang muslim yang taat pasti akan ikut merasakan saudara kita yang yang kesesusahan dan yang membutuhkan, itu adalah bentuk rasa solidaritas kita sesama muslim,” tambahnya.
Seperti yang terjadi di Palestina, Gus Jais mengajak jamaah shalat ‘Iedul Adlha untuk peduli. “Mari kita bantu Palestina dengan apa yang kita punya. Mari kita bantu Palestina dengan doa, semoga Allah menolong dan memenangkan mujahid yang berjuang di sana,” pungkas Gus yang saat ini telah menginjak tahun ke-empat dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Furqon, Gresik tersebut.
Reporter: Rizal Dwi Arifaldana
Fotografer: Dhani
Editor: M. R. Ridho
