Home » Program Pendidikan » KMI » KMI Putra » Shilaturrahim Wali Santri Warnai Pembukaan Program Niha’ie di Ponpes Al-Ishlah

Shilaturrahim Wali Santri Warnai Pembukaan Program Niha’ie di Ponpes Al-Ishlah

Muhammad Rasyid Ridho
September 3, 2025
586

Suasana pembacaan ikrar oleh santri akhir KMI Putra (Foto: Reza)

Bondowoso, Media Al-ishlah – Ahad, (31/08/2025) Suasana hangat menyelimuti Gedung Serba Guna (GSG) Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso saat acara Pembukaan Program Niha’ie sekaligus Pembukaan Karantina dan Silaturahmi bersama Wali Santri. Rangkaian acara ini dihadiri oleh segenap asatidz, panitia program Niha’ie, santri akhir KMI putra dan wali santri.

Dengan wajah penuh semangat, santri akhir KMI Putra memasuki Gedung Serba Guna (GSG). Acara kemudian dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, doa dan menyanyikan lagu hymne “Oh Pondokku” dan “Hymne Al-Ishlah”.

Seluruh wali santri sedang berdo’a bersama (Foto: Reza)

Kemudian sambutan dari Ketua Panitia Program Niha’ie, Ustadz Abdul Majid. Ia menyampaikan, “Ini adalah ikhtiar bersama untuk mempersiapkan santri menghadapi kehidupan luar,” ucapnya.

Seluruh hadirin menyanyikan lagu hymne Oh Pondokku dan hymne Al-Ishlah (Foto: Reza)

Lalu acara selanjutnya sambutan oleh Mudir Kulliyatul Muballighien Al-Islamiyah (KMI) Putra, Ustadz Muhammad Nahrawi, S.Pd.I., berpesan kepada santri akhir KMI Putra, “Kalian harus berikhtiar menghadapi semua program Niha’ie dengan bersungguh-sungguh dalam menghafal Al-Qur’an 8 juz, mempeljari ilmu bahasa Arab juga ilmu-ilmu lainnya,” ucapnya.

Terakhir, sambutan dari Dapartemen Pendidikan Ustadz Misbahul Muslih, M.Pd., sekaligus membuka acara secara simbolis, memakaikan songkok putih dan pin nama kepada Ananda Asyegaf Danar Asmaradana sebagai Ketua Angkatan Aurenity Generation menandai dimulainya program Niha’ie.

Ustadz Misbahul Musleh, M.Pd. membuka acara secara simbolis (Foto: Reza)

Namun, yang paling menarik adalah sesi bincang santai bersama wali santri kelas akhir KMI. Acara yang sebelumnya formal berubah menjadi cair. Wali santri diberi ruang untuk bertanya, berdiskusi hingga menyampaikan harapan mereka. Ada yang menanyakan kegiatan, iuran, serta ada pula yang berbagi cerita ringan tentang keseharian putra mereka di rumah.

Bincang santai antara panitia Niha’ie dan wali santri (Foto: Reza)

“Apakah anak-anak kita ini akan diberi bimbingan khusus pada program Niha’ie ini?” tanya salah satu wali santri dengan penuh kepedulian. Pertanyaan ini disambut dengan penjelasan dari panitia, yang memaparkan jadwal kegiatan selama satu tahun. Beberapa kali forum pecah oleh senyum dan tawa, mencairkan suasana.

Suasana diskusi asatidz bersama wali santri (Foto: Reza)

Pembukaan program ditutup dengan doa bersama, mengikat seluruh rangkaian acara dalam nuansa religius dan kekeluargaan. Wali santri pulang dengan hati lebih lega, sementara para santri Niha’ie bersiap memasuki fase penting karantina dengan semangat baru.

Program Niha’ie di Ponpes Al-Ishlah tahun ini tak sekadar sebuah prosesi pendidikan, melainkan juga jembatan kebersamaan. Sebuah perjalanan yang meneguhkan bahwa di balik setiap santri yang siap terjun ke masyarakat, ada pondok, guru, dan orang tua yang berdiri bersama, bahu membahu, demi lahirnya generasi berilmu dan berakhlak mulia.