Bondowoso, Media Al-Ishlah – Usai libur panjang bulan ramadhan dan Idul Fitri 1444 H, segenap jajaran dosen dan mahasantri putra dan putri, serentak menghadiri acara halal bi halal yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Ishlah Bondowoso.
Dalam pertemuan tersebut ada 2 pemateri. Pertama disampaikan oleh ketua STIT Al-Ishlah, Dr.Yudi Ardiyan Rahman, M.Pd.
Dalam sambutan singkatnya, menyampaikan hadist nabi :
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَليَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahmi”. (HR. Bukhari)
Dr. Yudi berharap dengan pertemuan ini kembali merajut ukhuwah. Selain itu, ini harus menjadi momen saling memaafkan satu sama lainnya. Jika sebelumnya satu dan lainnya ada masalah, maka setelah Ramadhan, semua wajib memaafkan, dengan mendahulukan persaudaraan yang sudah terjalin lama.
“Kita berpuasa Ramadhan itu adalah tirakat selama sebulan, yang sebelumnya seperti ulat yang tidak enak dipandang sehingga keluar Ramadhan menjadi kupu-kupu yang enak dipandang,” ungkap alumnus UIN KHAS Jember tersebut.
Materi kedua oleh Ustadz Habibi Hamzah, M.Pd yang menjabat sebagai Wakil ketua III (STIT). Ustadz Habibi menyampaikan 3 hal pokok yaitu :
Pertama, senantiasa beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Salah satu ayat tentang takwa yang beliau sampaikan :
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوۡتُنَّ اِلَّا وَاَنۡـتُمۡ مُّسۡلِمُوۡن
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim (Qs. Ali Imran 102).
Sebagaimana para ulama menyampaikan :
الإيمان يزيد وينقص
“Iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang.”
Bertambahnya keimanan itu dengan ketaatan kepada Allah dan berkurang iman itu dengan dosa dan maksiat kepada Allah.
Takwa itu ibarat seseorang yang akan berjalan di sebuah jalan yang banyak durinya. Maka, yang namanya ketakwaan itu adalah kita berjalan dengan berhati-hati. Berjalan dengan cara memperhatikan, mana jalan yang membahayakan dan mana jalan yang bisa kita lewati.
Ketakwaan yang lebih sempurna adalah melaksanakan yang diperintah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah SWT.
Kedua, hendaknya saling memaafkan.
Intisari halal bi halal ini adalah saling memaafkan, Saling memaafkan ini adalah perintah Allah SWT :
وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Qs. Ali Imran: 31)
Nabi Muhammad SAW menuntunkan kepada ummat nya
وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا
“Dan tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf, melainkan akan semakin memuliakan dirinya.” (HR. Muslim)
Sebagaimana kisah Nabi Muhammad SAW, Ketika beliau pergi ke Thaif untuk mencari perlindungan dan berdakwah di sana. Namun pemimpinnya tidak menerima Nabi, sehingga memerintahkan pengikutnya untuk melempari Nabi dengan batu dan anak anak kecil juga mengikuti melempari beliau dengan batu.
Nabi pun pulang, setelah jauh dari tempat tersebut Nabi istirahat. Lalu datanglah malaikat yang berkata, “Wahai Muhammad, perintahkanlah aku sekehendak hatimu, kalau kamu mau aku akan timpakan dua gunung ini kepada masyarakat Thaif.”
Namun, Nabi malah menjawab sebaliknya. “Tidak! Akan tetapi, yang aku harapkan adalah Allah SWT, mengeluarkan anak-anak keturunan dari sulbi-sulbi mereka orang-orang yang senantiasa mengesakan Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Ketiga, mengobarkan semangat. Barang siapa yang ketika dalam proses menuntut ilmu dia bersungguh-sungguh, maka nanti ketika dia kembali ke masyarakatnya, ia bisa bersinar. Ia bisa memberikan banyak kemanfaatan bagi masyarakatnya.
Kata seorang ulama, “Kerahkan semua yang engkau miliki untuk ilmu, niscaya engkau akan memperoleh sebagian ilmu.” Tapi, misalkan seseorang tidak mengerahkan apa yang dia miliki untuk ilmu, maka yang terjadi dia tidak akan dapat apa-apa.
Acara halal bi halal ini, sangat memberikan dampak yang positif, kembali mempererat tali shilaturrahmi antara dosen dengan mahasantri putra dan putri, dan mahasantri dengan dosen.
Acara yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna ini pada tanggal 13 Mei 2023 ini berjalan dengan baik dan lancar. Tamu undangan pun begitu antusias dalam mengikuti acara liqa’ yang bermanfaat ini. Semoga acara ini juga membuat mahasantri putra dan putri, semakin semangat dalam menuntut ilmu.
Reporter: S. N. Khodijah, M. N. Qosim
Fotografer: Muhammad Nazoan
Editor: M. R. Ridho